Poster Acara |
Pergantian tahun baru Hijriah tahun ini amat istimewa. Saya
menjumpai dua golden moment yang tak boleh terlewatkan. Sebisanya dan bagaimanapun caranya saya harus bisa menghadiri. Sabisa-bisa kudu bisa, “Allahumma paksakeun” kata urang Sunda mah. Golden
moment adalah saat-saat kebersamaan orang tua dan anak yang special. Dengannya
akan terbangun ikatan emosional yang erat. Salah satu momen itu adalah saat anak
unjuk prestasi.
Hari Jumat, 24 Oktober 2014 bertepatan dengan penghujung tahun 1435H. Saya
bareng Nyonya Permaisuri berada di Bandung. Kami menghadiri tampilnya “Si
Teteh” Fathia di acara SAMPURASUN JABAR 2014. Sebuah acara Talkshow yang digelar
oleh Forum Rohis Nusantara (FORNUSA) bertema “Comeback to Masjid,
Guys”. Si Teteh diminta jadi pembicara
bareng dr Harnandhito Yudithia dan Meyda Sefira.
Kenapa Si Teteh yang diundang? lagi-lagi karena buku
Breaking The Limit. Panitia memang mencari pembicara yang mewakili peserta, remaja seusianya. Aktif di Rohis tapi yang punya "sesuatu". Mungkin, menulis buku saat masih SMP termasuk kategori "sesuatu" itu. Oleh Pak
Agung Sulanjana, kawan saya yang kepala SMPIT Al Irsyad Karawang, Si Teteh
dikenalkan ke Panitia. Panitiapun setuju. Setelah Teh Dela yang mewakili panitia
menjalin kontak via WA (WhatsApp) dengan saya, dan dilanjut permohonan/dispensasi ke SMA
Insan Cendekia Madani (ICM), tak lama kemudian, nama dan fotonya sudah terpampang
di brosur acara dan tersebar melalui media sosial.
Peserta SAMPURASUN JABAR memenuhi GSG Salman ITB |
Sebenarnya Fathia sendiri pantasnya sebagai peserta mewakili
sekolahnya. Apalagi
ia masih kelas X, sedangkan pesertanya adalah perwakilan Rohis yang pasti sudah kelas XI
atau XII. Jadinya kalau dibandingkan dengan Kang Dito jadi tidak aple to aple, tapi aple to banana :D. Tetapi tentu ada alasan panitia
menampilkan pembicara yang
merepresentasikan peserta.
Kakak-kakaknya Fathia serius menyimak Para Pembicara
|
Mendampingi Si Teteh yang harus berbicara di hadapan 200-an
peserta yang hampir semuanya kakak kelas, ternyata membuat Sang Bunda jadi ikutan
nervous. Si Teteh sendiri sempat sakit perut. Ini gejala stress yang wajar saat
menghadapi sesuatu yang menegangkan.
Kadar asam lambungnya meningkat. Pemicunya adalah jumlah peserta yang memenuhi
Gedung Serba Guna Salman. “Koq tambah banyak begini??” Si Teteh memelas. Ini
memang ajang uji nyali sungguhan. Di usia yang sama, saya sendiri masih belepotan kalau bicara di depan beberapa orang saja. Apalagi ini di depan orang banyak memenuhi gedung.
Bu Prilla dan Fathia, seusai acara |
Pada saat acara, karena sesuatu hal, Meyda Sefira tidak jadi tampil. Panitia menggantinya dengan memutar video rekaman wawancara melalui layar proyektor. Praktis, tinggal Fathia sama Sang Dokter yang duduk di depan, dipandu moderator yang hebat : Kang Rochenry, yang sebentar lagi akan lulus dari Penerbangan ITB. Duuhhh, penerbangan ITB euy!
Pada awal kesempatan berbicara, Si Teteh sempat kehilangan kosakata.
Berbicara tentang kerohisan memang masih belum banyak pengalaman di situ. "Gariing" katanya. Ia diundang karena sebagai penulis, tapi harus berbicara bukan tentang menulis atau tentang isi buku, memang agak keluar dari zona Si Teteh. Beruntung, pengalamannya aktif di Remaja Masjid KARIMA dekat rumah saat masih SMP ternyata menjadi bekal untuk bisa berbagi dan memberikan
motivasi agar para remaja mencintai masjid. Iapun apa adanya menyampaikan realitas anak remaja yang datang ke masjid itu seperti apa. Menurutnya kemungkinanannya itu ada dua : karena kemauan atau karena ada yang "ditaksir". Dan ruanganpun menjadi riuh.
Kang "Ocen" Rochenry, Si Teteh dan Kang Dito |
Saat closing statement, Fathia memberi saran agar anak muda memahami potensi diri masing-masing yang unik dan memanfaatkannya untuk dakwah. "Bagi yang senang basket, manfaatkanlah untuk dakwah. Bagi yang suka menulis, manfaatkan itu untuk dakwah" tuturnya.
Hingga selesai acara, alhamdulillah talkshow berlangsung lancar dan seru. Doorprise pun banyak mengalir ke tangan peserta. Panitia memang ciamik. Seusai acara itu, sambil foto-foto saya bisikkan ke Si Teteh : “Selamat ya Teh, ini capaian terbaik seorang anak SMA kelas X di forum besar seperti ini. It’s amazing. Excelent!”
Back to ICM, Serpong |
Ya, di akhir tahun 1435 Hijriah ini, Si Teteh, saya dan Sang
Bunda merajut kebersamaan yang istimewa. Di tempat yang istimewa. Pada acara
yang istimewa. Bertemu orang-orang istimewa.
Karawang, 25 Oktober 2014
# Oiya, untuk golden moment kedua, insya Allah akan saya posting pada tulisan berikutnya. Sila menanti... :D
. .
Adv.
Follow @DitjenPajakRI untuk update info perpajakan terkini
Play Blackjack at a Casino! - Microgaming - Microgaming
ReplyDeleteA classic μΆμ₯μ΅ card game is a thrilling and engaging blackjack 1xbet login game at Microgaming. www.jtmhub.com This fun game is https://septcasino.com/review/merit-casino/ now goyangfc available for your device!