Sebagai individu siapapun, kita dituntut berfikir kreatif dan produktif. Ini karena kebutuhan asasi. Setiap manusia butuh ini. Ingat,hidup selalu berhadapan dengan masalah sehingga diperlukan
adanya ide-ide kreatif untuk mengatasi dan memecahkan masalah. Catat, persaingan tidak pernah berhenti sehingga harus selalu
kreatif dalam menghasilkan ide-ide untuk membuat atau memperbaiki produk
agar tetap unggul.
Apalagi yang mendeklarasikan sebagai seorang da'i, agent of change, pahlawan zamannya, pendobrak mitos, pelopor, pejuang dal lainsebagainya. Maka kreativitas menjadi wajib adanya. Karena dalam persaingan dengan ahlul bathil ia berhadapan dengan lawan yang berjuang sunggung-sungguh (berjihad) di jalan mereka. kenapa kita juga tidak berjihad di jalan kebenaran?
Lihatlah bagaimana kreativitas mereka dalam menjerat generasi muda muslim sehingga banyak yang terseret arus jahiliyah secara tak sadar. Melaului seni jahily mereka titipkan pesan apa saja yang sesuai misi bathil mereka. Mulai pacaran hingga menyembah setan. Mulai
Baik, kita mulai dari definisi berfikir kreatif ya. Menurut J.C.
Coleman dan C.L. Hammen (1974), berpikir kreatif merupakan cara berpikir
yang menghasilkan sesuatu yang baru —dalam konsep, pengertian,
penemuan, karya seni. Sedangkan D.W. Mckinnon
(1962) menyatakan, selain menghasilkan sesuatu yang baru, seseorang baru
bisa dikatakan berpikir secara kreatif apabila memenuhi dua
persyaratan:
Pertama, sesuatu
yang dihasilkannya harus dapat memecahkan persoalan secara realistis.
Misalnya, untuk mengatasi kemacetan di ibu kota, bisa saja seorang
walikota mempunyai gagasan untuk membangun jalan raya di bawah tanah.
Memang, itu baru, tapi untuk ukuran Indonesia membuat jalan raya di
bawah tanah tidak realistis. Dalam kasus ini sang walikota belum
dikatakan kreatif.
Kedua, hasil
pemikirannya harus merupakan upaya mempertahankan suatu pengertian atau
pengetahuan yang murni. Dengan kata lain, pemikirannya harus murni
berasal dari pengetahuan atau pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau
tiruan. Misalnya, seorang perancang busana mampu menciptakan yang unik
memesona. Perancang itu dapat disebut kreatif asalkan rancangan itu
memang benar-benar ide dan karyanya, bukan mencuri gagasan orang
lain. Sumber :
http://www.blog-berbagi.com/2012/05/berpikir-kreatif-pecahkan-masalah-blog.html
Berfikir Produktif
Kata kedua adalah berfikir produktif, tidak sekedar berfikir tapi ia memiliki indikasi berpikir produktif yang menurut Marzano (dalam Kamdi, 2002) sebagai berikut :
(1) self-regulated thinking and learning, yakni
kompetensi mengetahui apa yang sedang dipikirkannya, tindakan yang
terencana, mengetahui sumber-sumber yang penting, sensitive terhadap
umpan balik, dan evaluatif terhadap keefektifan tindakan;
(2) critical
thinking and learning, yang dicirikan oleh tindakan yang ceermat, jelas,
terbuka, bisa mengendalikan diri, sensitive terhadap tingkat
pengetahuan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
KELUARGA : DARI KETAHANAN MENUJU PERADABAN
Mengapa pembicaraan publik tentang wacana keluarga selalu bernuansa pesimis dan defensif, sehingga istilah yang muncul adalah 'ketahan...
-
Mengapa pembicaraan publik tentang wacana keluarga selalu bernuansa pesimis dan defensif, sehingga istilah yang muncul adalah 'ketahan...
-
Sejak akhir Maret 2020 di lingkungan RT sudah berlangsung kegiatan jimpitan. Menabung beras dan uang untuk membantu keluarga terdampak Covid...
-
"πππππ π‘ππππππβ πππππ βπππ’π ππππ’π ππ πππππβ πππππππππππ‘ππ ππ ππππππ π¦πππ π‘π...
No comments:
Post a Comment