Presiden Indonesia..... sumber: internet |
Namanya juga blogger, maka
saat meramaikan tema politikpun seorang blogger akan melibatkan aspek
blog. Salah satunya ketika memilih pemimpin atau presiden pun akan
melibatkan aspek blog dalam pertimbangannya. Maksudnya?
Saya pernah mendapat statemen seorang manager, bahwa semua aspek dan proses MANAGEMENT yang kalau diringkas akan memunculkan kata kePEMIMPINan. Sedangkan seorang pemimpin akan diukur berdasarkan cara ia berKOMUNIKASI. Nah, di dalam aspek komunikasi inilah kata blog menemukan relevansinya. Mengapa? Karena nge-blog adalah salah satu cara komunikasi zaman internet.
Menengok Cara Komunikasi para Pemimpin RI
Dulu Bung Karno berhasil
menyatukan semua anak bangsa melalui cara komunikasi yang memikat.
Melalui pidato yang menggelegar. Penuh tenaga dan kaya makna. Kalau kita
bertanya pada ortu kita yang pernah mengalami pasti punya rasa takjub
luar biasa dengan pidato proklamator ini. Walaupun hanya lewat RRI,
pidato Bung Karno senantiasa jadi magnet utk disimak. Beberapa pidato
sudah ada di youtube. Terlihat jelas bagaimana powerfull-nya Bung Karno berpidato. Pantas saja kalau massa begitu terpesona.
Di samping lewat orasi yang powerfull, Bung Karno juga sangat rajin menulis. Dulu hanya pake mesin tik, tapi tulisannya sangat produktif. Melalui
tulisan di berbagai media Bung Karno berhasil men-deliver gagasannya
menjadi gagasan kolektif. Menjadi satu visi bersama seluruh anak bangsa.
Inilah yang menjadi penyebab kepemimpinan Bung Karno diakui di dunia.
Pendamping beliau, Bung Hatta juga seorang penulis yang produktif.
#Saya ngebayang kalau Bung Karno hidup di zaman internet sekarang, pastilah ia seorang blogger, he he. Percaya deh!
Sayangnya, talenta ini tidak diteruskan oleh penerusnya. Pak Harto
sangat datar pidatonya. Otak kiri banget. Pidatonya sambil baca teks
dengan intonasi datar. Pilihan redaksinya juga tidak mengandung kalimat
yang menggerakkan emosi. Yang bertebaran adalah angka statistik. Jadinya
seperti membaca makalah. Performance Pak Harto agak tertolong kalau
sedang dialog di Kelompencapir. Pak Harto yang ramah dan murah senyum serta tanpa
teks berhasil membangun kedekatan dengan masyarakat grass root. Itulah
salah satu alasan kenapa Pak Harto masih banyak fans-nya.
Nah orasi
nggak menonjol, tulisan juga saya belum menemukan. Pak Harto lebih
senang bekerja dalam hening. Masalahnya hening biasanya mengandung misteri. Maka jangan heran, setelah dipicu demonstrasi mahasiswa 1998, tiba-tiba muncul kesadaran kolektif akan bolong-bolong era orde baru. Ya karena diamnya itu jadi kita nggak sadar kalau banyak masalah yang tersembunyi dibalik senyum Sang Jenderal.
Penerus Pak Harto, Pak Habibie
bicaranya cepat, berapi-api. Ibarat lari, tipikal sprinter. Tipe
pemikir dan pekerja. Tapi komunikasi tulisannya relatif minim dibanding
Bung Karno. Lebih banyak bekerja dan berfikir. Sayang, masa
kepemimpinannya terlalu cepat. Melalui sidang umum MPR beliau digantikan
oleh Gus Dur.
Gus dur,
gayanya cuek abis. Gaya angkringan dibawa ke istana. Komunikasinya
verbal. Cair dan gayeng. Egaliter dan terkesan jauh dari formalitas.
Kelemahannya adalah menimbulkan multitafsir. Maka kegaduhan sering
terjadi di masa Gus Dur. Langit politik tanah air penuh gonjang ganjing
dan berakhir dengan lengsernya Gus Dur melalui sidang istimewa.
Bu Mega, cenderung diam. Kalau nggak mengamati dalam rentang waktu yang panjang bagaimana konsistensi Bu Mega memegang ideologi nasionalismenya, kita akan lebih melihatnyanya sebagaimana ibu-ibu kebanyakan. Pidato biasanya pake teks yang dibuat oleh staf. Tulisan lepas yang dibuat sendiri saya yang belum menemukan. Waduh... apa yang bisa kita dapat dari Ibu? Ada, itulah sikap diam adalah emas.
Kemudian presiden terakhir kita, SBY.
Sangat hati-hati. Mementingkan gaya dan image. Pidatonya memang sangat
efisien, dengan bahasa tubuh yang memikat. Namun tulisan lepas pak SBY
saya belum menjumpai. Salah satu keistimewaan lain SBY adalah mampu
menyanyi dan bikin album. Ya, kalau urusan menyanyi, SBY memang paling
bagus di antara presiden yang pernah ada. Baru SBY yang menggunakan
komunikasi seni dalam kampanye dan pencitraan. Klop dengan konstituen Indonesia memang senang
dengan lagu. Dan lihatlah elektabilitas SBY di 2009, luar biasa bukan? SBY memang pemimpin yang dipilih melalui pencitraan. Presiden yang dipilih karena canggihnya marketing yang dipakai.
Komunikasi zaman Internet
Zaman berganti. Tantangan dan
tuntutan semakin kompleks dan berat. Menjadi pemimpin apalagi presiden
bukan perkara mudah. Maka memilihpun sebaiknya memperhatikan aspek yang
lebih serius. Nah, karena kualitas kepemimpinan diukur dari cara
berkomunikasi, maka sebagai bahan pertimbangan diantara cara
berkomunikasi di bawah ini, maka manakah yang paling sesuai dengan
tuntutan zaman internet kiwari?
- Diam
- Menangis
- Senyum
- Menyanyi dan buat album
- Pidato tanpa teks
- Pidato dengan teks
- Bahasa tubuh
- Nge-tweet
- Update status
- Menulis opini di blog atau media massa
Kalau melihat pilihan cara
komunikasi di atas, saya lebih memilih yang terakhirlah yang cocok dengan zaman internet sekarang. Sedangkan lainnya adalah pelengkap. Kenapa?
Pertama,
konsistensi menulis memudahkan kita memperoleh rekam jejak. Secara
tidak langsung kita bisa melihat siapa yang menulis. Sudah seharusnya
kita memilih berdasarkan kapasitas. Dan itu akan menjadi mudah kalau
sang calon pemimpin mau terbuka. Salah satunya dengan konsisten menulis.
Karena You are what you write, right?
Kedua,
bersedia meluangkan waktu menulis menunjukan sikap terbuka dan bersedia
dikoreksi. Juga menunjukan keberanian dan sikap egaliter. Lapang dada.
Ketiga,
tulisan cerminan dari kualitas intelektual. Karena menulis memerlukan
bahan bacaan dan analisis serta gagasan yang akan ditulis. Walaupun
semua orang bisa menulis, tetapi kualitas tulisan juga akan jadi
penilaian. Ketika mendapat apresiasi dari khalayak akan sebuah tulisan,
maka itu cerminan gagasannya bisa diiterima publik. Apabila yang
mengapresasi adalah masyarakat terdidik yang punya akses ke media
informasi, maka itulah tanda kapasitas kepemimpinannya teruji.
Keempat, tulisan bisa bertahan lama, walaupun yang menulis sudah tiada. Ia akan menjadi warisan berharga bagi generasi selanjutnya.
Nah, bisa ngebayang kan, kalau para pemimpin kita hoby menulis dan ngeblog? Betapa asyiknya mengikuti dinamika seorang pemimpin. Apalagi pemimpin negara dengan segudang aktiftitas yang menentukan nasib bangsa ini. Kita jadi bisa mengikuti alur pemikiran seorang pemimpin. Bagaimana
sih suasana kebatinan, dan pemikiran yang berkecamuk saat menghadapi
lawan politik, kenaikan harga, nasib rakyat, lobi pengusaha, mengurai
benang kusut masalah TKI, hingga bagaimana membuat tata kelola
pemerintahan yang baik? Tentu menjadi pelajaran berharga yang layak
disimak seluruh warga bukan?
Ya, walaupun komunikasi bukan
segala-galanya namun itulah cermin pemimpin. Sedangkan ukuran kualitas
komunikasi sendiri dilihat dari sejauh berapa banyak dan bagus pesan
yang sampai ke kita.Lagipula bagaimana kita akan punya rasa memiliki dan terinspirasi kalau pemimpinnya diam, bukan?
Nggak perlu banyak ngomong yang penting kerja! itu yang sering kita dengar. Hmmm iya sih, tapi sekarang mungkin perlu mengganti dengaan nggak perlu banyak ngomong, tapi sebaiknya banyak menulis dan berbagi , disamping bekerja tentunya
Nah, disinilah bertemunya. Karena
dunia tulisan akan bermanfaat kalau dibaca dan dibagikan. Maka media
berbagi menjadi relevan. Maka jejaring sosial menjadi penentu
keberhasilan komunikasi. Maka blog-pun menemukan relevansi-nya sebagai media komunikasi seorang pemimpin dengan rakyatnya.
Daftar (Calon) Pemimpin yang Sudah Menulis
Diantara kandidat pemimpin masa depan yang sudah akrab dengan tulisan, maka saya bisa mendaftar sebagai berikut :
Amin Rais
Walaupun
sudah senior, beliau tetap dihormati. Dulu sering saya jumpai tulisan
Pak Amin di koran Republika. Kemampuan orasinya juga bagus karena
terasah dari podium ke podium. Blog yang saya temukan atas nama Pak
Amien salah satunya :
Yusril Ihza Mahendra
Dulu
saya suka Pak Yusril kalau membawakan acara dialog ke-Islam-an
pagi-pagi di televisi. Kata-katanya enak didengar. Sistematis dan
cerdas. Blog pribadinya juga cukup ramai di http://yusril.ihzamahendra.com
Aburizal Bakri
Bung Ical juga termasuk yang serius punya lapak di dunia maya. Blog pribadinya yang berlamat di www.icalbakrie.com cukup banyak memuat tulisan (tentang) Bung Ical.
Jusuf Kalla
Beliau benar-benar pemimpin
pekerja. Komunikasi yang menonjol adalah komunikasi langsung. Orasinya
tidak menggelegar. Kecepatannya dalam mengambil keputusan
dan mau mengambil resiko tidak populer adalah gaya kepemimpinannya yang
menonjol. Sedikit sayang, karena tulisannya jarang terekspos. Saya baru
menemukan yang dimuat di harian Kompas, 4 Februari 2011, tentang revolusi Mesir.
Dahlan Iskan
Pak Menteri BUMN ini memang jagonya. Istiqomah benar dalam menulis. Di blog yang beralamat www.dahlaniskan.wordperss.com lengkap
memuat tulisan beliau. Walaupun itu dibuat oleh orang lain yang mau
mendedikasikan diri untuk Pak Dahlan, tapi tak mengurangi makna bahwa
Pak Dahlan adalah penulis sejati. Tulisannya tiap senin selalu saya
tunggu di www.jpnn.com
Sampai
sekarang saya belum menjumpai pemimpin Indonesia masa kini yang
seterang benderang sebagaimana Pak Dahlan. Didukung pengalaman manajemen
yang baik. Pak Dahlan memang layak digadang-gadang jadi the next Indonesias president
Hidayat Nurwahid
Doktor
Dayat termasuk yang rajin beropini di berbagai kesempatan. Kata-katanya
sangat efisien dan argumentatif. Komunikatif secara lisan. Peran
sebagai ustadz membuat beliau sering berbicara. Di televisi beliau
sangat akrab lewat acara kajian keislaman. Pak Dayat juga ternyata punya
blog di blogdetik. Alamatnya di http://hidayatnurwahid.blogdetik.com. Hanya sayang mungkin karena kesibukan beliau, tulisan terakhir yang diposting adalah tahun 2009.
Anis Matta
Diantara
pemimpin muda Indonesia, Anis Matta mungkin yang paling piawai
orasinya. Tulisannya juga enak dibaca dan nyastra. Kalau Pak Dahlan gaya
wartawan. Kalau Anis Matta memang gaya kolumnis. Seperti GM yang esais. Anis Matta juga produktif menulis buku. Beberapa buah pemikirannya bisa dibaca di :
Anies Baswedan
Ini
tokoh muda yang dipandang sangat punya masa depan. Statementnya sangat
terukur dan intelektual. Rektor universitas Paramadina terkenal karena gerakan Indonesia Mengajarnya. Blognya juga cukup ramai, simak saja di http://aniesbaswedan.blogspot.com/
Anas Urbaningrum
Anas termasuk politik muda yang amat moncer. The rising star dalam perpolitikan tanah air. Lepas dari kasus hukum tengah membelitnya, gagasan dan pendapatnya banyak dimuat di media.
Fadly Zon
Politisi
Gerindra ini adalah salah satu politisi muda yang menjanjikan. Saya
suka gaya bicaranya yang intekektual dan efisien. Pandai merangkai kata
yang jadi senjata utama seorang politisi. Tulisannya juga sudah bisa
disimak di http://fadlizon.com/
Itulah contoh beberapa daftar
pemimpin dan caranya berkomunikasi. Masih banyak yang belum saya list.
Gagasan pokoknya, menyongsong pemimpin masa depan (sepertinya) sudah
saatnya beralih dari budaya orasi yang verbal ke budaya
literasi yang lebih visual. Maka bagusnya sih, para pemimpin itu mau
meluangkan waktulah buat nge- blog. Biar kita tahu siapa yang akan kita
pilih. Biar nggak seperti beli kucing dalam karung.
Bagaimana pendapat Anda?
No comments:
Post a Comment