Ibuku dan Bu Netty Prasetyani |
Dua sosok perempuan istimewa bertemu, Rabu 31 Oktober 2012. Bertempat di Pakuan, Bandung. Istimewa karena
dua-duanya nomor satu. Ibu yang nomor satu
bagiku (setelah Allah dan Rasulullah tentunya) dan Bu
Netty Prasetyani, isteri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan adalah the first lady bagi masyarakat Jawa Barat.
Benar, Pakuan itu maksudnya rumah dinas Gubernur Jawa Barat yang kini
tidak lagi berjarak. Kini semua warga bisa berkunjung ke
sana. Saat itu memang ada acara silaturahim
ibu-ibu pegiat majelis
taklim dari Karawang.
Ibu hadir di sana karena diajak ikut oleh
Sang Menantu, istriku. Ada kursi yang kosong karena seorang
tokoh yang sedianya ikut tidak jadi datang dan tidak sempat mencari pengganti.
Kebetulan Ibu sedang ada di Karawang, menjenguk cucu-cucunya.
Nyonya Permaisuri
yang memang ingin ngajak Ibu jalan-jalan akhirnya tak menyia-nyiakan
kesempatan ini. Sekalian agar sedikit tahu apa saja sih "kerjaan" Nyonya selama ini. Ibu memang suka bertanya-tanya, “Nurul itu kan nggak
bekerja, tapi koq suka pergi ke mana-mana?” Ibu memang tidak faham kalau posisi
Ketua Bidpuan (Bidang Pemberdayaan Perempuan) PKS Karawang mengharuskan Nyonya
sering keluar rumah.
Saat acara sudah selesai dan sebagian besar peserta sudah naik ke bus masing-masing, istriku yang ikut di kepanitiaan jadinya keluar belakangan. Saat itulah ada kesempatan untuk sedikit bincang-bincang dengan Bu Netty. Nyonyapun berkesempatan mengenalkan Ibu ke Bu Netty dan Bu Dwi Septiawati (Pemred Majalah Ummi) yang hari itu memberi tausiyah. Saat itulah terjadi adegan cium tangan. Juga cipika cipiki. Hangat dan akrab benar.
Saat acara sudah selesai dan sebagian besar peserta sudah naik ke bus masing-masing, istriku yang ikut di kepanitiaan jadinya keluar belakangan. Saat itulah ada kesempatan untuk sedikit bincang-bincang dengan Bu Netty. Nyonyapun berkesempatan mengenalkan Ibu ke Bu Netty dan Bu Dwi Septiawati (Pemred Majalah Ummi) yang hari itu memberi tausiyah. Saat itulah terjadi adegan cium tangan. Juga cipika cipiki. Hangat dan akrab benar.
Tahukah Engkau siapakah yang dicium tangannya? Isteri Gubernurkah yang sedang di "singgasana" atau Ibu yang datang dari desa di pelosok Kuningan?
Itulah akhlak Islam. Itulah teladan dari Bu Netty. Beliau raih dan cium tangan Ibu. Juga pipi kiri dan kanan perempuan yang telah melahirkanku itu. Dirangkulnya dengan segala cinta. Betapa bahagianya Ibu mendapat kejutan seperti itu. Tak dinyana ia mendapati seorang yang begitu hormatnya pada orang tua. Walaupun ia sedang di posisi yang tinggi dan terhormat, ternyata tidak luntur sikap hormatnya pada orang tua.
Itulah akhlak Islam. Itulah teladan dari Bu Netty. Beliau raih dan cium tangan Ibu. Juga pipi kiri dan kanan perempuan yang telah melahirkanku itu. Dirangkulnya dengan segala cinta. Betapa bahagianya Ibu mendapat kejutan seperti itu. Tak dinyana ia mendapati seorang yang begitu hormatnya pada orang tua. Walaupun ia sedang di posisi yang tinggi dan terhormat, ternyata tidak luntur sikap hormatnya pada orang tua.
Sebelum pulang,
Ibu yang sepintas agak mirip Mamah Dedeh itu sempat-sempatnya berfoto berdua,
he he. Special bareng Bu Gubernur. Saat
kembali pulang
dan tiba di rumah ia minta foto itu dicetak dan dibuatkan
figura. "Buat kenang-kenangan", katanya.
Masyarakat Jawa Barat memang sedang beruntung dipimpin oleh gubernur yang akhlak di keluarganya patut menjadi teladan. Menurut Ibu juga, walaupun seorang istri gubernur tampilannya Bu Netty sederhana saja. Tidak glamour seperti istri seorang pejabat sekelas gubernur. “Seperti bertemu temannya Nurul saja”, katanya. Tapi sayangnya, kata Ibu juga, profil gubernur Jawa Barat ini belum begitu dikenal warganya sendiri. "lebih kenal sama Dede Yusuf" kata Ibu. Rupanya kepemimpinan empat tahun tak cukup bagi seorang Kang Aher untuk dikenal seluruh warganya.
Masyarakat Jawa Barat memang sedang beruntung dipimpin oleh gubernur yang akhlak di keluarganya patut menjadi teladan. Menurut Ibu juga, walaupun seorang istri gubernur tampilannya Bu Netty sederhana saja. Tidak glamour seperti istri seorang pejabat sekelas gubernur. “Seperti bertemu temannya Nurul saja”, katanya. Tapi sayangnya, kata Ibu juga, profil gubernur Jawa Barat ini belum begitu dikenal warganya sendiri. "lebih kenal sama Dede Yusuf" kata Ibu. Rupanya kepemimpinan empat tahun tak cukup bagi seorang Kang Aher untuk dikenal seluruh warganya.
Saat mau pulang
ke Kuningan, tidak lupa Ibu dititipi brosur Kang Aher (panggilan Gubernur Ahmad
Heryawan) oleh Nyonya. Saya yakin, foto bareng Bu Netty dan brosur Kang Aher
akan jadi bahan cas cis cus yang nggak ada habisnya dengan ibu-ibu pengajian di Kuningan sana. Kebetulan Ibu
memang tipe-nya heboh dan suka ngobrol. Hmm...
ide yang bagus buat mendekatkan Kang Aher dan warganya.
Sumber : Cerita Ibu dan Istriku
No comments:
Post a Comment